Thursday, March 4, 2010

Azizi dan Beruknya



Meja saya yang tak pernah bersih. Di dada meja sebuah buku antologi cerpen bertajuk Hadiah selenggaraan A. Bakar Hamid dan Abdullah Hussain terkapar minta dijamah. Saya baru sahaja membaca kembali cerpen "Beruk" karya Azizi Haji Abdullah dalam buku ini dan hari ini saya terbaca (membaca?) blog Azizi yang mempromosikan novel terbaharunya berjudul Beruk, juga berdasarkan cerpen "Beruk" yang terdahulu. Membaca cerpen itu memang suatu pengalaman manusiawi yang mengharukan; saya dihanyutkan arus katarsis dan merasakan sesuatu menyelinap dalam sukma. Membaca cerpen-cerpen orang lama terasa ada sesuatu yang hebat untuk diingati. Kenapa membaca karya mutakhir saya kesesatan dan tidak berjumpa dengan kehebatan yang serupa? Saya yang bodoh barangkali.

1 comment:

Fariza Nurbaya said...

meja yang menunjukkan orang yang bekerja dan memang bekerja. meja saya lagi teruk..